this site
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
“Musik adalah Barometer Kehidupan”

Barometer yang saya maksud disini adalah suatu tolak ukur.

Oke.. Sebelumnya kita akan membahas sedikit materi tentang kehidupan. Mungkin anda selalu memikirkan bagaimana meraih kehidupan yang layak, ataupun kehidupan yang lebih baik. Apa yang telah anda lakukan untuk mengubah suatu gebrakan dalam hidup anda yang sifatnya membangun?

Mungkin bagi mereka yang masih menimba ilmu didunia pendidikan adalah belajar dengan tekun, dan bagi yang telah meniti karir adalah semangat belajar juga bekerja untuk meraih prestasi yang membanggakan.

Kita selalu mengukur apakah usaha juga upaya yang kita lakukan selama ini itu telah menghasilkan sesuatu yang maksimal juga membawa pengaruh yang positif dalam kehidupan kita. Tak jarang pula kita mengalami suatu kejenuhan disaat melakukan ‘Langkah Mnuju Harapan’.. Merasa sepi, jauh, atau apalah… yang pasti hal ini menjadikan kita sebagai ‘Pribadi Yang Tersudut’. Ini adalah salah satu dilema kehidupan yang kita hadapi dan mau tidak mau, suka tidak suka, kitapun akan mengalaminya. Bagi ‘Pemenang’ dia akan terus merangkak menuju cahaya nan cemerlang, tetapi mungkin bagi sang ‘Pecundang’ dia akan terus terperosok kedalam lubang hitam nan kelam.

Kita tidak akan membahas tentang si ‘Pemenang’ karna siapapun mengetahui bahwa pemenang yang berkuasa. Jadi, Kali ini kita akan membahas bagaimana ‘Pecundang’ dapat bangkit dari keterpurukan yang selalu menghantuinya setiap saat, setiap waktu.

Bukannya saya sok pintar, akan tetapi tidak ada salahnya bila kita memberikan pandangan yang dapat membangkitkan semua pembaca agar kembali bersemangat dan dapat mersakan kebangkitan jiwa yang telah tertidur yang mungkin takkan pernah bangkit kembali.


Izinkan saya bercerita sedikit tentang pengalaman saya:

Saya terlahir dari ‘Keluarga baik-baik’. keluarga baik-baik yang saya maksudkan disini adalah bagaimana kedua orang tua saya yang telah menafkahi, memelihara, juga mendidik saya dengan ‘Yang Halal’. Tetapi sebagai manusia kita semuapun memiliki berbagai kekurangan. Dan kitapun tak pernah dapat dengan mudahnya mengalahkan emosi yang meledak ketika masalah sedang menimpa kita.

Dan itulah yang dulu saya alami ketika menjadi korban ke absolutan orang tua. Saya tak pernah mengerti tentang apa yang telah orang tua terapkan kepada saya, dan saya pun hanya mengiyakan apa yang mereka lakukan terhadap saya. Hanya karena kata-kata ‘Bapak mengerti apa yang terbaik buat kamu..!’. oiya… saya lupa menjelaskan kalau saya adalah bungsu dari dua bersaudara. Selisih usia saya dengan kakak adalah 6 tahun. Ketika disekolah kakak tidak terlalu pandai dalam menimba ilmu, dan dia pun menjadi ‘Pribadi Yang Tersudut’ seperti yang saya jelaskan diatas. Hal itu dikarenakan bagaimana cara orang tua saya yang mendidik kakak dengan cara yang keras juga melakukan berbagai pembatasan diri sehingga kakakpun sangat sulit untuk mengembangkan bakatnya.


Tetapi setelah orang tua saya merasa bahwa karna mereka sendirilah yang telah melakukan kesalahan disaat mendidik kakak sehingga menjadi demikian. Maka dari itu orang tua tak lagi menerapkan cara didik mereka yang keras itu kepada saya. Tapi sayapun sebetulnya merasakan sedikit apa yang kakak rasakan, hanya bedanya orang tua cepat mengambil kesimpulan bahwa mereka salah. Saat ini saya telah dewasa, saya mengerti apa yang terbaik buat saya, hanya saja saat ini saya tetap membutuhkan tuntunan orang tua, karena walau bagaimanapun orang tua ‘Banyak memakan asam garam’. Oke… saya menurut. Tetapi bedanya mereka memberikan kebebasan kepada saya untuk berkarya, tanpa mengesampingkan prestasi saya. Karena orang tua pasti sangat mengharapkan anak kedua harus lebih baik dari anak pertama. Saya diharuskan menutup segala kekurangan kakak dengan prestasi yang membanggakan. Tetapi menurut saya ‘Nilai atau prestasi itu bukanlah coretan pada kertas’,tetapi bagaimana kita dapat memaknai apa itu sesungguhnya hidup. Walau hidup saya penuh beban karena suatu tuntutan. Tetapi saya dapat segera bangkit, beristirahat sejenak kemudian kembali berlari untuk mengejar apa itu ‘Cahaya’ dengan cara’Langkah Menuju Harapan’. Banyak sekali teman, guru, kepala bidang yang mencemooh saya. Tetapi saya tak pernah merasa kesepian karena saya selalu memiliki teman sejati, yaitu ‘MUSIK’. Dan hal ini juga yang telah mengubah predikat saya dari Si ‘Pecundang’ menjadi Si ‘Hebat’. Hal itu dikarenakan sejak kecil saya sangat menyukai musik, khususnya adalah musik rock. Musik Rock memberikan ‘Suntikan’ yang tak saya dapatkan dari hal lainnya. Suntikan untuk bangkit, karena musik rock menyuguhkan suatu kekuatan dengan beatnya yang cepat, sehingga sang pendengar menjadi lebih bersemangat ketika mendengarnya. Lain halnya apa bila mendengar musik dengan tempo yang lamban.. itu dapat membawa kita larut dalam kesedihan, malas dan rasa berat bahkan sulit untuk bangkit. Tak diragukan lagi bahwa musik sangat mempengaruhi pola pikir seseorang. Maka dari itu saya mengasumsi bahwa “MUSIK ADALAH BAROMETER KEHIDUPAN”.

0 komentar

Posting Komentar

Followers

Total Tayangan Halaman


MusicPlaylistRingtones
Create a playlist at MixPod.com

RockInbox

Rockin Frase

Powered By Blogger
chromatic crew. Diberdayakan oleh Blogger.
bloguez.com

flag counter

free counters

Make Widget